Debat Muslim dan Nasrani tentang Pernikahan

Berikut ini adalah salah satu debat atau dialog antara seorang Muslim dan seorang Nasrani yang membahas konsep pernikahan dalam agama.


Nasrani:Boleh bertanya? Mengapa Rasul Anda menikahi 11 atau 12 orang perempuan? Ini menunjukkan bahwa nabi Anda adalah orang yang suka mengumbar nafsu (seks)?”

Muslim:Pertama, tolong beritahu saya, orang yang menikah karena nafsu (seks) akan memilih gadis atau janda?

Nasrani:Ia akan memilih gadis.”

Muslim:Perempuan pertama yang dinikahi Rasulullâh adalah Khadijah binti Khuwailid yang berstatus janda dan berusia 40 tahun. Kedua, pada usia berapakah nafsu seksual meledak-ledak?

Nasrani:Kurang lebih mulai dari usia 16 tahun sampai 40 tahun, sebagai usia kesempurnaan bagi kejantanan dan kematangan akal.”

Muslim: Rasul kami tidak menikah dengan perempuan lain setelah Khadijah, kecuali setelah usia beliau mencapai 50 tahun. Jadi, masalahnya adalah untuk kepentingan penetapan syari’at dan hikmah, bukan syahwat atau nafsu.”

Nasrani:Baiklah…! Jika bukan syahwat, kenapa harus menikahi perempuan sebanyak itu, 11 atau 12 wanita? Kenapa tidak satu, dua atau empat?”

Muslim:Kenapa Anda mempermasalahkan Rasul kami? Sedangkan Rasul-rasul kalian tidak kalian permasalahkan? Bukankah Anda beriman kepada Nabi Sulaiman? Padahal dalam kitab suci kalian disebutkan bahwa Nabi Sulaiman beristrikan 1000 orang wanita. (Disebutkan didalam I Raja-Raja [11: 2 ,3] : “… Hati Solomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik…”). Begitu juga dengan Nabi kalian yaitu Rehabeam yang memiliki 78 istri. (Disebutkan dalam II Tawarikh: “Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih daripada semua istri dan gundiknya, ia mengambil delapan belas istri dan enam puluh gundik…”). Maka bandingkanlah dengan jumlah istri dari Rasul kami yang hanya berjumlah 12 orang, mana yang terbanyak? Bagaimana Anda mencela poligami Nabi kami dan mencacinya? Dan Anda menganggap ini adalah aib dari kedudukan kenabian? Sementara kitab kalian sendiri telah menyebutkan poligami dari Nabi-nabi besar kalian, dan kalian menganggapnya wajar?"

Nasrani:Hmm… Lalu kenapa juga Rasul Anda menikahi gadis dibawah umur, yaitu Aisyah yang dinikahi pada usia 6 atau 9 tahun? Bukankah itu adalah aib juga?

Muslim: "Bagaimana halnya dengan kehidupan kalian sendiri, yang mana perempuan-perempuan kalian telah banyak melakukan hubungan intim diluar nikah pada usia di bawah sepuluh tahun? Hal ini sudah diakui oleh berbagai media. Lantas kenapa Anda mempermasalahkan Nabi kami yang menikahi wanita dibawah umur, sedangkan perempuan-perempuan kalian sendiri sangat banyak yang melakukan perzinahan dibawah umur?  Mana yang lebih aib?

Nasrani:Anggaplah perempaun-perempuan kami adalah oknum, jadi tidak bisa dijadikan landasan. Adapun Nabi Anda adalah seorang yang suci dan mulia, tapi berbuat seperti itu? Lihatlah perbedaan usia yang sangat jauh tatkala Nabi Anda menikahi Aisyah yang baru berusia 6 tahun sedangkan Nabi Anda berusia 50 tahun, selisih 44 tahun!!

Muslim:Apakah Anda lupa atau tidak tahu terhadap sejarah Maria ‘Si perawan suci’? Pada usia berapa dia menikah didalam sejarah kalian? Maria menikah dengan Yoseph ketika usia 12 tahun! Bukankah itu juga dibawah umur? Sedangkan Yoseph waktu itu sudah berusia 89 tahun (disebutkan dalam Ensiklopedi Katolik). Usia mereka selisih 77 tahun! Perbedaan yang sangat jauh sekali dibandingkan dengan Nabi kami.”

Nasrani:Baiklah…! Kami menyerah pada Anda dalam konteks Nabi Anda, lalu mengapa Anda (laki-laki Muslim) menikahi 4 orang perempuan? Ini adalah penghinaan bagi perempuan?

Muslim: “Apakah Anda tidak melihat masyarakat Barat sekarang ini, seorang laki- laki menikahi satu orang perempuan, tetapi berhubungan intim secara ilegal (haram) atau selingkuh dengan sejumlah perempuan, baik teman maupun pacar gelap. Data statistik kontemporer di Barat menunjukkan bahwa populasi perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hubungan intim yang dilakukan laki-laki membuat kaum perempaun hanya sebagai tempat pelampiasan nafsu saja. Lalu setelah si laki- laki menyalurkan libidonya, maka si perempuan menjadi tidak berharga lagi baginya. Penghinaan terhadap perempaun seperti apa yang lebih dahsyat dari itu? Sedangkan agama kami mengharuskan kami untuk memperlakukan semua istri secara ma’ruf (baik) dan memberikan hak-hak mereka secara adil. Selain itu, perempuan juga harus diposisikan sebagai bagian dari laki-laki, karena perempuan adalah rumahnya, tempat tinggalnya dan pakaiannya. Itu adalah ikatan yang kuat dimana perempuan dapat menemukan kehormatannya dan merealisasikan keperampuannya. Jadi, manakah yang lebih agung dan lebih mulia?

Nasrani: Glek.."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel